Mengambil Pelajaran dari Permainan Catur

Ayahku mengajarkan aku bermain catur saat aku masih kecil, kalau gak salah sebelum aku masuk SD, usiaku kira-kira 5 tahun-an. Catur adalah permainan yang mengasah logika berpikirku, sebelum menjalankan suatu bidak, aku harus mengetahui bidak apa yang harus kujalankan setelah itu.

Langkah selanjutnya benar-benar terpikirkan olehku, jika lawanku menjalankan bidak A maka aku akan menjalankan bidak yang ini, kalau dia menjalankan bidak B maka bidak itu yang akan kujalankan. Permainanku benar-benar penuh perhitungan, ada plan A, plan B sampai plan Z. Catur benar-benar permainan yang melatih pemikiran ku penuh perhitungan.

Ternyata, hidup seperti permainan catur yang penuh dengan perhitungan. Dalam permainan catur tujuan kita adalah mendapatkan raja lawan, dengan mengorbankan semua prajurit, bahkan mentri sekalipun asalkan raja lawan dapat tertangkap. Dalam hidup ini pun kita memerlukan tujuan yang ingin dicapai meski harus mengorbankan segala yang kita miliki. Sangat sayang kalau hidup ini berlalu tanpa makna, tanpa harapan akan sesuatu keinginan. Hambar rasanya kalau kita menjalani kehidupan ini ibarat air mengalir yang mengikuti arus tanpa pernah peduli kemana ia akan berakhir.

Mungkin kita bisa memperkirakan kemana lawan akan melangkah, bidak apa yang akan digerakkannya tetapi kita tidak bisa memaksakan kemana ia harus melangkah. Perkiraan kita pun hanyalah sebuah perkiraan yang kadang benar kadang salah. Sering kali perkiraan kita justru meleset jauh dari apa yang kita harapkan, mirip sekali dengan misteri kehidupan ini, manusia hanya bisa berencana sedangkan Tuhan yang menentukan. Menurut perhitungan manusia, kapal Titanic tak mungkin tenggelam, bahkan Tuhan pun tak mampu menengelamkannya. Sungguh sejarah telah membuktikan bahwa hanya Tuhan yang boleh sombong, karena Dia lah yang menentukan segalanya dan berkuasa atas segala sesuatu.

Seindah apapun langkah yang kita rencanakan, kita tak diperbolehkan melangkah kecuali pada giliran kita, diperlukan kesabaran untuk menunggu langkah lawan sekaligus waktu bagi kita untuk mematangkan strategi yang kita susun. Seringkali kita menjalani hidup seperti ini, menunggu dan menunggu. Entah itu menunggu hasil SPMB, lamaran pekerjaan, data diri buat ta’aruf, atau yang lainnya. Kita bermain dengan waktu yang akan memberi kita jawaban atas kegundahan yang kita rasakan, disitulah kesabaran kita benar-benar diuji.

Manusia adalah makhluk yang lemah, tak dapat berenang secepat lumba-lumba, tak bisa terbang layaknya elang, tak mampu berlari secepat kuda. Tapi Allah telah berlaku adil dengan memberikan suatu kelebihan bagi manusia, yaitu kemampuannya berpikir. Manusia mampu beradaptasi dengan lingkungannya sedangkan hewan-hewan mengikuti lingkuangannya. Unta gurun pasir tak mampu hidup di daerah kutub yang dingin, tapi manusia mampu. Sekuat apapun elang melayang terbang, ia tak kan mampu mencapai bulan, manusia mampu. Kemampuan berpikirnya yang dapat mewujudkan hal itu.

Sayang sekali banyak manusia yang tidak menggunakan kemampuannya dalam berpikir. Mereka tidak memiliki tujuan dalam hidup. Jika bermain catur saja kita harus memiliki tujuan dan berpikir untuk mendapatkannya, kenapa kita enggan berpikir dalam menjalani hidup ini?

4 responses to “Mengambil Pelajaran dari Permainan Catur

  1. ocho99® pilot ROBOT OMPONG November 22, 2010 at 2:51 pm

    catur….?

    aku malah mumet we..

    lam kenal mas.

  2. Rama November 22, 2010 at 3:12 pm

    hahaha…..
    beda hobi mas sama saya..
    gimana kalau main bola, itu kan ada juga tuh tujuannya, meng-gol-kan bola ke gawang lawan.. Yang penting ada tujuannya…

    salam kenal juga mas

  3. Seminyak villa November 23, 2010 at 8:47 am

    Hobby main catur wach mengasah otak sekali itu mas, saya tidak bisa kalau renang baru bisa.
    Nice artikelnya ya? Salam kenal 🙂

  4. ●●●ЄЯШЇЙ●●● November 23, 2010 at 12:32 pm

    manusia di beri akal, agar digunakan untuk berpikir 😀

Leave a comment